Seringkali ada yang bertanya “ Kapan punya pacar? Kapan nikah?” Dan aku selalu menjawab, “doain ya cepat ketemu” sambil nyengir-nyengir aja.
Aku rasa pertanyaan itu wajar, hidup harus memiliki cinta kan.. Namun entah perasaan apa ini. Aku tiba-tiba merasa tenang, nyaman, tanpa ada kegalauan akan jodohku nanti. Iya, aku tidak lagi bersedih mengingat cinta masa lalu dan masa depanku, karena disini aku diajari untuk mencintai oleh malaikat-malaikat kecil. Cinta yang lebih indah, cinta yang lebih manis, dan cinta yang lebih tulus.
Aku tidak bisa mengingat nama mereka semua, tapi aku sangat senang bermain, tertawa dan menghabiskan waktu bersama mereka, adik-adik penghuni panti asuhan “Sayap Ibu”. Tegar, Hosea, April, Mila, Heni, Mardi, Mira dan anak-anak yang lain.
Ini kali pertama aku bertemu mereka, dan awalnya aku merasa canggung sampai aku mulai bercanda dengan April. April, gadis cantik , pinter dan sangat murah tawa yang berumur 2 tahun mulai menarik perhatianku. Dia tertawa lepas ketika aku ajak bermain ci luk ba, sampai dia meminta pindah-pindah kursi makan, kemudian mengajak bermain di arena permainan di tengah ruangan.
Semakin cair keadaan, ketika kak Lulu mengeluarkan kertas dan mereka mulai menggambar. Mulai membuat origami pesawat. Mulai rame dengan adanya fotografer handal yang baru belajar timer. Posisi yang di foto harus menyesuaikan dengan posisi kamera yang diletakkan oleh sang fotografer, jadilah posisi kami harus menunduk-nunduk dan melantai agar wajah bisa masuk kamera. Hehehe
Mereka adalah para malaikat yang akan selalu mengajari kami agar berlimpah cinta, berlimpah kasih sayang. Mereka adalah para malaikat yang mengajarkan, bahwa bahagia bukanlah memiliki semua hal yang bersifat materi. Mereka adalah para malaikat yang selalu tertawa dan bahagia. Mereka selalu menerima orang lain dengan tangan terbuka dengan senyuman tulus.
Semakin siang semakin seru suasana, sampai siang harinya ada kegiatan yaitu merayakan ulang tahun seorang anak bernama Joshua. Orang tuanya ingin merayakan ulang tahun Joshua yang pertama di Sayap Ibu. Anak-anak mulai duduk dan bertingkah lucu. Mulai dari menyanyikan lagu, berjoget, menyumbangkan sebuah persembahan (lagu, lagu, dan ada pula yang membacakan Pancasila –hehehe-). Sampai tiba makan siang, ada Heni yang maunya disuapin ma kakak, cuci muka ma kakak, ganti baju ma kakak. Serasa memiliki adik yang sangat manja. Ada Mila yang kelaparan namun belum bisa berkomunikasi verbal memasang wajah kelaparan, dan ketika disuapin sangat bersemangat membuka mulutnya. Ada April yang selalu mengajak bicara meski sedang mengunyah makanan.
Mereka benar-benar ajaib, bisa membuatku jatuh cinta tiba-tiba dan selalu tersenyum mengingat kenangan siang itu bersama. Aku mulai menyadari, bukan mereka yang harus dikasihani, karena mereka selalu tertawa dalam hidupnya, merasa cukup dan bahagia. Namun yang harus dikasihani adalah orang-orang yang memiliki segalanya namun masih saja merasa kekurangan dalam hidupnya. Lihatlah, aku jatuh cinta lagi untuk kesekian kali, dan aku yakin kali ini tidak akan patah hati…